At-Taqiyyan, 01 Maret 2013
Belajar atau mengajar di Taman
Kanak-kanak atau Taman Pendidikan Al Quran menjadi nafas segarku setiap senin
sampai jumat. Sedangkan sisanya, ya, cukup membuat agak penat. Kuliah atau
kuli-ah.
Hari ini, rasa sayangku meruah.
Merasa takan pernah menghentikan usaha ini, ya, usaha untuk mengerti jiwa-jiwa
anak. Artinya mengerti juga jiwa-jiwa manusia yang pernah menjadi anak-anak.
Anak tumbuh dan berkembang
tidak sama. Sifat dan warna mereka sangat beragam. Keinginan mereka. Sungguh
syurga mimpi hingga menguras perhatian. Bersama mereka membuatku merasa cukup
untuk bermimpi.
Dan beginilah cerita hari ini:
Raka, anak yang hiperaktif itu menunjukan kebolehannya dalam berolah raga. Sejak berdiskusi dengan Sang Bunda tentang kelebihan energy yang dimilikinya, akhirnya dia ikut pelatihan badminton di luar sekolah. Lalu kuberi dia kesempatan berlaku sebagai pelatih di lapangan pagi ini. Dia sangat gembira begitupula aku dan teman-temannya.
Kuakui, sebelumnya aku tak
pernah tahu tentang jenis-jenis gerakan dalam bermain badminton. Yang terpikir
hanyalah bagaiamana caranya supaya “kok” tidah jatuh di area. Dan kini aku tahu
melalui guru kecilku, Raka, si anak yang dulu terkenal dengan cap
“nakal-pemarah”. Terima kasih, ya, sayang.
Kelas sore: hari Jumat biasanya
diisi dengan berkreasi tapi hari ini aku memberikan sesuatu yang berbeda.
Sebuah Film documenter_Cut Nyak Dhien. Tahu apa jawabanku terhadap pertanyaan
ini: Memangnya boleh di pengajian kita menonton?
“Boleh, karena film yang kita
tonton adalah documenter para pejuang Islam. Inilah sejarah yang disajikan
dalam bentuk tontonan.”
Memangnya boleh di Bumi Allah
kita menonton bebas? (hatiku balik bertanya, mengingat mereka di rumah
masing-asing juga suka nonton drama hehe.)
Usai menonton dan sedikit
melakukan demonstrasi, aku memberikan tugas ini:
Tuliskanlah apa yang ingin
dilakukan jika aku menjadi pejuang Allah!
Akhirnya, aku menemukan tulisan
salah satu anak yang cukup mencuri perhatianku dan aku ketik di sini J
“Saya ingin membela Allah dan
saya tidak mau dijajah. Lebih baik saya mati syahid. Saya ingin membela
kebenaran. Saya ingin disayang Allah dan saya ingin masuk syurga, tidak mau
masuk neraka. Saya akan membela pasukan Muslim. Saya ingin benar-benar membela
pasukan Muslim. Allohu akbar!” tulis Putri Nabila, kelas 2 SD dalam bukunya.
Lalu, tanggal 4 Maret 2013,
setelah libur dua hari anak-anak di kelas tingkat akhir (kelas 6 SD/TPA B)
menulis begini di buku PR-nya:
“Aku akan membela kebenaran dan
berjihad dengan sepenuh hati sampai titik darah penghabisan. Mengorbankan segala
sesuatu karena Allah dan mengatakan kebenaran walaupun itu sangat pahit.” Siti
Fadila Nisa.
Jika dari tontonan saja dapat
memacu semangat jihad seperti itu. Kenapa masih ada yang men-cap haram sebuah
aktifitas menonton film?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar