Banyak pakar psikologi mengatakan bahwa kegagalan menanam
karakter pada seseorang sejak usia dini, akan membentuk pribadi yang bermasalah
dimasa dewasanya kelak. Oleh karena itu, sejak usia dini karakter perlu dibentuk
dan dibina agar mendapatkan kualitas karakter yang baik, seperti halnya
membentuk otot yang harus dilakukan secara terus menerus .
Thomas Lickora
mengemukakan “Walaupun jumlah anak – anak hanya 25% dari total jumlah penduduk,
tetapi menentukkan 100% masa depan”. Jadi, pembentukkan karakter melalui
pendidikan karakter sedini mungkin kepada anak adalah kunci utama untuk
membangun bangsa.
Pendidikan Karakter
Anak
Kapan waktu yang tepat untuk menentukkan kesuksesan dan
keberhasilan seseorang? Jawabnya adalah saat masih usia dini. Kita dapat
membuktikannya melalui fakta yang telah banyak diteliti oleh para pakar dunia.
Pada usia dini 0-6 tahun, otak berkembang sangat cepat hingga 80%. Pada usia tersebut otak menerima dan menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Itulah masa – masa yang dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk. Karena itu banyak yang menyebut masa ini sebagai masa – masa emas anak ( Golden Age ).
Sebagai orang tua dan para pendidik hendaknya
memanfaatkan masa emas anak untuk meberikan pendidikan karakter yang baik bagi
anak. Sehingga anak bisa meraih keberhasilan dan kesuksesan dalam kehidupannya
dimasa mendatang. Namun tidak dapat disangkal, kadang orang tua atau guru tidak
menyadari dampak dari sikap mereka terhadap anak justru dapat menjatuhkan
mental anak. Misalnya dengan memukul dan memberikan sugesti negative kepada
anak, sehingga menjadikan anak tersebut bersikap buruk, rendah diri/ minder,
penakut dan tidak berani mengambil resiko yang pada akhirnya karakter –
karakter tersebut akan dibawanya sampai dewasa. tentu hal ini akan menjadi
penghambat baginya dalam meraih dan mewujudkan keinginannya.
Sebenarnya kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan
otak saja. Kesuksesan lebih dominan ditentukan oleh kecakapan membangun
hubungan emosional dengan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Selain itu,
yang tidak boleh ditinggalkan adalah hubungan spriritual dengan Allah SWT.
Adapun
karakter yang dikehendaki adalah sebagai berikut :
Percaya diri
Kepercayaan
terhadap diri sendiri sangat berpengaruh terhadap prilaku anak. Sbagai
ilustrasi, seorang anak sebenarnya mampu mengerjakan soal hitungan, akan tetapi
karena dia menilai soal hitungan itu sulit dan tidak dapat dikerjakan olehnya
maka dia pun tidak akan bisa mengerjakannya. Oleh kerna itu membangun
kepercayaan diri anak sangatlah penting. Sebagai pendidik kita dapat melakukan
komunikasi dengan anak secara sehat, yaitu tidak menekan anak tetapi
mengangkatnya ( menghargai segala kreatifitasnya ).
Memiliki rasa ingin tahu
Anak
pandai bertanya tentang segala hal yang dia lihat atau dengar, akan tetapi
kepandaian tersebut tidak akan terekspresikan apabila respon dari lingkungannya
tidak menyenangkan. Oleh sebab itu berikanlah jawaban dengan bijaksana kepada anak yang bertanya.
Memiliki motivasi diri
Dalam
menumbuhkan motivasi sebaiknya dilakukan sejak dini. Pemahaman anak yang
diberikan sejak kecil akan dibawanya sampai dewasa. kadang orang dewasa
menganggap anak kecil belum mengerti apa-apa, sehingga menyepelekan kualitas
obrolan dengan anak. Pada kenyataannya anak akan menyerap informasi apa pun
yang diterimanya.
Mampu menahan diri
(bersabar)
Ketika
anak menginginkan sesuatu, maka jarang sekali mereka dapat menahan keinginannya
tersebut. Selalu ingin segara memiliki baik dengan cara merengek atau
merebutnya langsung dari orang lain. Karakter ini dapat diubah seiring dengan
pemahaman anak tentang keuntungan yang
akan didapat jika dia bersabar (menunda keinginan). Misalnya, anak yang
menginginkan permen diberi pilihan, jika dia mengambilnya sebelum jam istirahat
maka dia mendapatkan satu tetapi jika dia mengambilnya setelah jam istirahat
tiba, maka dia akan mendapatkan permen tersebut dua. Mereka akan belajar
memilih tindakan dan konsekuensi dari tindakannya sendiri (jika mampu untuk
bersabar, maka dia akan mendapatkan jumlah permen lebih banyak).
Mampu bekerja sama/bergaul
Anak memiliki kemampuan emosional dan social yang
baik dalam lingkungannya. Hal ini sangat mungkin terjadi karena kondisi dalam
dirinya baik dan lingkungan yang positif pun mendukungnya.
Factor kegagalan dalam membentuk karakter anak :
·
Tidak dididik sejak dini,
padahal pendidikan sejak dini itu bersifat permanen dan anak pada usia 0-7
tahun, berdasarkan keyakinan islam bahwa “ belajar diwaktu kecil, bagiakan
mengukir di atas batu”.
· Kesalahan orang tua dalam
mendidik anak. Yaitu ketika tidak berhati-hati dengan ucapan atau doa yang
berdampak negative terhadap anak. Terkadang orang dewasa memaksakan anak dan
tidak menanamkan karakter baik pada anak meskipun tujuannya baik.
·
Menanamkan sugesti-sugesti
negativemelalui perkataan pada anak, sehingga terbentuk stigma yang tidak baik
terhadap karakter anak.
Akibatnya:
·
Sifat anak acuh tak acuh dan
emosi tidak seimbang.
·
Agresif, minder,dan negative thinking.
·
Kreatifitas anak hilang
hingga 90%.
Semoga
Bermanfaat ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar