Senin, 02 Maret 2015

Rahasia Kantuk Seorang Librarian

Sleepy Girl
Akhir-akhir ini, saya benar-benar cepat sekali mengantuk. Sampai suatu sore, di tempat kerja nyaris ketahuan oleh seorang pengunjung baru (laki-laki tampan) yang berkata, "bukunya di sini bagus-bagus. Kiri-Kanan ada!"
"Hehe, ohyaya, Kiri-Kanan ada...leres pisan..." sahutku refleks, satu detik kemudian barulah terasa janggal--Apa maksudnya buku Kiri-Kanan???

Laki-laki tadi kemudian menghilang. Saya terlalu lelah untuk memikirkannya langsung, tetapi saya memang pernah menyortir buku-buku "terlarang". Setelah buku-buku tsb. terkumpul, ternyata jumlahnya terlalu banyak--sampai bertumpuk-tumpuk--mungkin itu yang dia maksud dengan buku-buku Kiri. Yakni buku-buku yang berisi tentang pemikiran/gagasan yang kekirian dan memiliki pengaruh negatif. Akhirnya, (atas ijin kemurahan hati) buku-buku Kiri itu saya kembalikan ke rak-nya masing-masing dan siapapun boleh membacanya.

Saya tak bermaksud memanjakan rasa kantuk, tetapi nampaknya suara berisik dari headset-pun tak mampu menahannya. Saya nyaris ketahuan lagi oleh pengunjung baru. Dia seorang perempuan berjilbab yang muncul di hadapan saya dengan terkagum-kagum. Wajahnya sangat familiar, tentu saja, rupanya dia adalah sahabat lama. Lalu, katanya, "Teteh.... saya selalu kagum dengan orang-orang yang suka membaca. Ya, seperti Teteh ini. Kunci kecerdasan adalah membaca! dan saya tahu Teteh itu cerdas."
Mendapat pujian seperti itu, saya sulit percaya. Rasanya memang menyenangkan...tetapi, mendadak ciut karena saya lebih tahu, bahwa saya lebih banyak tidak tahu. Saya tengok sekeliling, sudah sepi. Hanya terlihat seorang remaja putri di pojok ruangan yang sedang hanyut dalam novelnya. Syukurlah... saya lega. Tak lama kemudian, lelaki tampan yang tadi kembali dan agak tergesa dia bertanya, "buku karya Syekh...(dia menyebutkan Syekh ternama) ada nggak? itu buku sanggahan untuk buku Khilafah ini." Dia menunjukkan buku yang baru selesai dibacanya. Saya malah tergagap. Saya tidak tahu.
Apakah yang demikian itu cerdas?
Ataukah hanya karena saya masih setengah mengantuk?
Tetapi, saat dalam kesadaran penuh pun saya memang belum tahu tentang buku sanggahan yang dicarinya. Jadi, begitulah kenyataannya. Saya lagi-lagi menemukan satu waktu dari masa... saya (diakui sebagai orang) cerdas sekaligus polos! dan saya (merasa) bukanlah seseorang yang dapat dikategorikan. Kecuali jika dilihat dari gejala yang akhir-akhir ini sering muncul; mengantuk.

Tanpa disadari saya bekerja melebihi batas waktu. Semestinya setengah jam lalu, saya sudah pulang. Dengan hanya ditemani sahabat lama, saya kemudian menemukan saat-saat melihat di dalam kepala saya buku-buku di dalam rak saling berbicara. Sebagaimana orang-orang berdiskusi, ada banyak karakter, banyak gagasan sekaligus sanggahan, juga banyak yang berbicara di luar lingkaran. Mereka saling berkomunikasi satu sama lain melalui tangan para penulis. Mereka telah terlahir seperti bayi-bayi mungil cerdas yang tak dapat dipersalahkan. Para pembacalah yang harus bisa mengurus diri sendiri. Akankah buku-buku itu dijadikan sebagai alat perdebatan yang berujung pertikaian ataukah hanya dijadikan sebagai jendela dunia. Saya merasa semakin dapat melihat buku-buku itu hidup saat mata terpejam yang kemudian saya artikan itu sebuah kondisi mengantuk. Sementara teman-teman di sekeliling saya mengira rasa kantuk itu akibat dari pengaruh udara AC-lah, kurang darah-lah, kurang olah raga-lah, juga kurang makan. Tidak! Tidak! Itu tidak sepenuhnya benar. Saya dalam kantuk menemukan penerangan yang melesat seperti tengah *menerobos kegelapan.

*Menerobos Kegelapan, karya Karen Armstrong adalah judul buku yang sedang saya baca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar